Hati Hati dengan Hati

Apa seluruh yang bersumber dari hati selalu bernilai positif? Ternyata tidak. Hati yang tersakiti bisa mengubah dirinya menjadi energi yang membawa akibat tak baik. Iri. Dengki. Cemburu. Marah. Entah apalagi.

Buat gwe, kerja hati akan jauh lebih efisien dan efektif.

Bekerja dengan hati. Menulis dengan hati. Berpasangan dengan hati.

Bagaimana jika hati tak ikut serta? Kerja masih bisa. Menulis juga. Berpasangan? Jika rela membohongi diri sendiri ya oke-oke saja.

Dengan hati sebetulnya kita belajar untuk kompromi.

Kenapa?

Karena hati sejatinya mudah berubah suasananya. Turun naik. kembang kempis. Tarik ulur. Oleh karenanya, apapun yang dikerjakan dengan hati, lebih luwes untuk menyesuaikan dengan keadaan. Binar mata, raut muka, gerak tubuh, adalah cerminan hati. Bisa saja dibuat-buat, namun pada akhirnya secara naluriah tubuh akan menyelaraskannya dengan kondisi hati.

Tubuh akan lekas lelah jika semua aktivitasnya berlawanan dengan kata hati. Kerja yang tak ikhlas. Berkegiatan dengan keterpaksaan. Membina hubungan karena faktor lain yang mengharuskan.

Itulah sebabnya mengapa hati begitu penting. Karena hati yang ada di dalam diri, sejatinya tak berwujud. Hati yang selama ini kita sering sebut, sejatinya adalah sebuah energi.

Susah kita simpan dan akan jauh lebih mudah untuk kita salurkan.

Yah begitulah.. Hati hati dengan hati.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Create a free website or blog at WordPress.com.

Up ↑

%d bloggers like this: